Rabu, 10 November 2010

ketuhanan Trinitas.

Para penginjil
benar-benar frustasi dalam membela imannya kepada ketuhanan Trinitas.
Setelah gagal membuktikan keabsahan dontrin Trinitas secara teologis
berdarkan ayat-ayat Bibel, mereka melirik Al-Qur’an. Secara semberono,
kitab suci umat Islam diselewengkan untuk melegitimasi doktrin Trinitas.

Seorang
penginjil yang memakai nama Abd Yadi, menulis buku berjudul Memahami
dan Mengenal Allah Tritunggal untuk membuktikan keabsahan doktrin
Trinitas dan Ketuhanan Yesus. Buku ini beredar di kota Malang,
bertepatan ketika kawasan sejuk di Jawa Timur ini dihebohkan dengan
kasus pelecehan terhadap Al-Qur’an oleh Lembaga Pelayanan Mahasiswa
Indonesia (LPMI). Ironinya, buku yang mempermainkan ayat-ayat Al-Qur’an
ini justru dijual di toko buku milik pendeta yang menjadi tokoh Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Malang.

Satu-satunya ayat Bibel
yang dijadikan dalil doktrin Trinitas oleh Abd Yadi adalah kitab 1
Yohanes 5:7-8: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga:
Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.”

Ayat tersebut dikutip pada halaman 8 dengan penjelasan singkat: “Inilah yang sering dikenal dengan sebutan Allah Tritunggal.”

Untuk
memperjelas doktrin Trinitas, Abd Yadi membuat analogi segitiga sama
sisi yang diumpamakan sebagai satu kesatuan Tuhan. Dalam sebuah
segitiga ini terdiri dari tiga buah garis yang sama panjang,
masing-masing garis ini diibaratkan sebagai Tuhan Bapa, Tuhan Anak atau
Firman yaitu Yesus, dan Tuhan Roh Kudus. Bangunan ini tidak dapat
disebut segitiga bila salah satu garisnya tiada. Menurut Abd Yadi, diri
Allah saja tidak dapat disebut sebagai Allah jika tidak memiliki Firman
(Yesus) dan Roh Kudus. Jika hanya ada Allah saja tanpa Firman (Yesus)
dan Roh Kudus, berarti Allah itu mati.

Logika penginjil ini
dapat dipatahkan dengan beberapa argumen. Pertama, pada permulaan
penciptaan alam, Yesus belum lahir, tapi Allah tidak mati, bahkan Maha
Hidup dan Maha Kuasa menciptakan alam semesta beserta isinya. Kitab
Kejadian 1:1 menyebutkan: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi.”

Kedua, akal bulus penginjil yang membuat perumpamaan
Tuhan dengan sebuah segitiga ini semakin terbukti kelemahannya pada
ayat Bibel yang mengisahkan kematian Yesus di tiang salib (Matius
27:50, Markus 15:37, Lukas 23:46, Yohanes 19:28). Ketika itu Allah Bapa
dan Allah Roh Kudus masih ada, tapi mengapa Yesus bisa mati?

Perumpamaan
Tuhan Segitiga untuk pembenaran doktrin Tuhan Trinitas dalam iman
Kristiani ini adalah usaha yang mubazir, seperti menegakkan benang
basah. Penginjil Abd Yadi akan menyesal dan baru menyadari betapa
sia-sia usahanya dalam membela Trinitas, bila dia tahu betapa ayat
Trinitas yang diperjuangkannya adalah ayat yang palsu.

Kata
“Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu” dalam Bibel ini
memang satu-satunya ayat yang secara jelas mennyatakan doktrin
Trinitas. Konsensus para teolog menyatakan bahwa ayat ini adalah palsu
belaka. Lembaga Biblika Indonesia (LBI) menghakimi ayat trinitas itu
sbb: “Bagian kalimat antara kurung itu pasti tidak asli” (Kitab Suci
Perjanjian Baru tahun 1977/1978, hlm. 551).

Dalam The Holy Bible
New International Version halaman 1242, ayat trinitas itu disebut
sebagai “not found in any Greek manuscript before sixteenth century”
(tidak ditemukan sebelum abad ke-16).

Dr. GC. Van Niftrik dan
D.S.B.J Boland menegaskan: “Di dalam Alkitab tidak diketemukan suatu
istilah yang dapat diterjemahkan dengan kata TRITUNGGAL ataupun
ayat-ayat tertentu yang mengandung dogma tersebut, mungkin dalam 1
Yahya 5: 6-8. Tetapi sebagian besar dari ayat itu agaknya belum tertera
dalam naskah aslinya... (Dogmatika masa kini, 1967, hlm. 418).

William
Barclay dalam buku The Daily Bible Study: the Epistles of John and Jude
menjelaskan: “Ayat ini tidak muncul dalam manuskrip Yunani yang lebih
muda dari abad ke-14. Manuskrip-manuskrip yang besar termasuk pada
abad-abad ke-3 dan ke-4, dan ayat ini tidak terdapat di dalamnya. Tidak
ada satu orang pun dari bapak-bapak Gereja besar yang mengetahui adanya
ayat ini. Karena Versi asli Vulgata yang berasal dari Jerome tidak
mencakupnya. Orang pertama yang mengutipnya adalah seorang bidah
Spanyol yang bernama Priscillian yang meninggal tahun 385 M. Sesudah
itu ayat ini menyelinap masuk ke dalam teks-teks Latin dari Perjanjian
Baru, walaupun sebagaimana telah kita lihat, ia tidak dapat masuk ke
dalam teks Yunani” (edisi Indonesia: Pemahaman Alkitab Setiap Hari:
Surat-surat Yohanes dan Yudas, hlm. 185-187).

Setelah
mengotak-atik keesaan tuhan dengan logika “segitiga sama sisi,”
penginjil Abd Yadi merakit ayat Bibel dan Al-Qur’an untuk justifikasi
gelar “Tuhan” untuk Yesus (hlm. 34-35). Ayat yang diparalelkan adalah
Kisah Para Rasul 2:36 yang berbunyi: “Jadi seluruh kaum Israel harus
tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan
itu, menjadi Tuhan dan Kristus.”

Menurut Abd Yadi, ayat Bibel
ini didukung oleh ayat Al-Qur’an: “Katakanlah: “Aku berlidung kepada
Tuhanya manusia, Rajanya manusia, Sembahannya manusia” (Qs. An-Nas 1-3).

Kesalahan
penginjil ini sangat fatal dan berlipat-lipat. Ayat Bibel yang
menyatakan bahwa Allah telah melantik Yesus sebagai Tuhan, patut
dipertanyakan, karena jauh sebelumnya Allah berfirman bahwa
selama-lamanya Dia tidak akan membentuk Tuhan selain Dia.

“Sebelum
Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. Aku,
Akulah Tuhan dan tidak ada juruselamat selain daripada-Ku” (Yesaya 43:
10-11).

Keliru besar jika surat An-Nas dipahami sebagai ayat
yang menyatakan ketuhanan Yesus. Kekeliruan ini dibuktikan sendiri oleh
Nabi Isa AS. Dengan tegas Nabi Isa memerintahkan manusia untuk bertuhan
dan menyembah Allah SWT. Sabda suci Nabi Isa ini diabadikan dalam
Al-Qur’an: “Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka
sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus” (Qs. Az-Zukhruf 64).

Surat
An-Nas dan surat sebelumnya yaitu Al-Falaq, berisi perintah kepada
orang-orang yang beriman agar memohon perlindungan (isti’adzah) hanya
kepada Allah SWT dari kejahatan. Bedanya, surat Al-Falaq berisi
perintah untuk memohon perlindungan dari segala bentuk kejahatan,
sedangkan surat An-Nas secara spesifik memerintahkan untuk memohon
perlindungan dari kejahatan jin dan manusia.

Maka umat Islam
berlindung kepada Allah dari jahatnya bisikan setan, baik setan dari
bangsa jin maupun manusia, termasuk para penginjil macam Abd Yadi yang
hobi menyelewengkan ayat-ayat Allah

0 komentar:

Posting Komentar