Sabtu, 20 November 2010

Giliran Denmark Akan Bongkar Skandal Seksual Pastor di Gereja Katolik

Giliran Denmark Akan Bongkar Skandal Seksual Pastor di Gereja Katolik

Belum usai kasus pelecehan seksual para pastor terhadap anak-anak (pedofilia) di Gereja Katolik Irlandia, kini bakal mencuat lagi skandal seks di Gereja Katolik Denmark.
Seiring dengan tekanan dari para jemaatnya, Gereja Katolik Denmark bakal menyelidiki kasus-kasus pelecehan sex terhadap anak-anak yang melibatkan pastor. Investigasi pihak gereja itu setelah keuskupan berada dalam tekanan besar.
“Gereja Katolik di Denmark belakangan dikritik oleh para jemaatnya karena tidak menginvestigasi dan melaporkan ke polisi kasus-kaus pelecehan seksual yang terjadi sejak 20 tahun lalu,” demikian pernyataan di Kopenhagen kemarin Selasa, (23/3/2010).
Uskup Czeslaw Kozon dari Gereja Katolik Denmark sebelumnya menyatakan dia tak ada kewajiban hukum segera melaporkan kasus penyalahgunaan seksual yang melibatkan anak-anak ke polisi. Tapi dia kemudian mendapat tekanan publik. Tak hanya dari media dan kelompok-kelompok pembela HAM, tapi juga dari para kolega dari gerejanya, ketika mengaku bahwa dia pernah mendengar beberapa kasus serupa yang terjadi pada 1980-an.
“Uskup Czeslaw Kozon kini menjawab sejumlah kritikan dengan membentuk sebuah gugus tugas kompeten menginvestigasi kasus-kasus itu sesegera mungkin begitu kembali dari lawatan resmi ke Paus pada 27 Maret.”
Menurut kantor berita Ritzau, sekitar 35 ribu umat Katolik tinggal di Denmark. Pada Sabtu pekan lalu waktu Vatikan, Paus Benediktus XVI meminta maaf dalam sebuah surat tentang skandal memalukan itu. Skandal serupa muncul di Austria, Jerman, Swiss, dan Belanda.
Surat itu mendapat reaksi tak puas dari keluarga korban. “Paus melewatkan sebuah kesempatan emas mengatasi isu sentral dalam skandal pelecehan itu,” kata Maeve Lewis dari kelompok One in Four, yang mewakili para korban. “Paus hanya bicara kesalahan di gereja Irlandia dan mengabaikan peran Vatikan. Jika Gereja Katolik tidak dapat mengenali kebenaran mendasar ini, hal itu masih tak bisa diterima.”
Senada dikatakan John Kelly dari Survivors of Child Abuse. “Kami merasa tak sopan bila tak mengakui ada ketulusan di sini,” ujar Kelly, Ahad lalu.
“Tapi kami ingin uskup-uskup itu dan gereja membayar biaya kompensasi, bukannya para pembayar pajak. [taz/reuters, tempo]

0 komentar:

Posting Komentar