Giliran Denmark Akan Bongkar Skandal Seksual Pastor di Gereja Katolik
Belum usai kasus pelecehan seksual para
pastor terhadap anak-anak (pedofilia) di Gereja Katolik Irlandia, kini
bakal mencuat lagi skandal seks di Gereja Katolik Denmark.
Seiring dengan tekanan dari para
jemaatnya, Gereja Katolik Denmark bakal menyelidiki kasus-kasus
pelecehan sex terhadap anak-anak yang melibatkan pastor. Investigasi
pihak gereja itu setelah keuskupan berada dalam tekanan besar.
“Gereja Katolik di Denmark belakangan
dikritik oleh para jemaatnya karena tidak menginvestigasi dan melaporkan
ke polisi kasus-kaus pelecehan seksual yang terjadi sejak 20 tahun
lalu,” demikian pernyataan di Kopenhagen kemarin Selasa, (23/3/2010).
Uskup Czeslaw Kozon dari Gereja Katolik
Denmark sebelumnya menyatakan dia tak ada kewajiban hukum segera
melaporkan kasus penyalahgunaan seksual yang melibatkan anak-anak ke
polisi. Tapi dia kemudian mendapat tekanan publik. Tak hanya dari media
dan kelompok-kelompok pembela HAM, tapi juga dari para kolega dari
gerejanya, ketika mengaku bahwa dia pernah mendengar beberapa kasus
serupa yang terjadi pada 1980-an.
“Uskup Czeslaw Kozon kini menjawab
sejumlah kritikan dengan membentuk sebuah gugus tugas kompeten
menginvestigasi kasus-kasus itu sesegera mungkin begitu kembali dari
lawatan resmi ke Paus pada 27 Maret.”
Menurut kantor berita Ritzau, sekitar 35
ribu umat Katolik tinggal di Denmark. Pada Sabtu pekan lalu waktu
Vatikan, Paus Benediktus XVI meminta maaf dalam sebuah surat tentang
skandal memalukan itu. Skandal serupa muncul di Austria, Jerman, Swiss,
dan Belanda.
Surat itu mendapat reaksi tak puas dari
keluarga korban. “Paus melewatkan sebuah kesempatan emas mengatasi isu
sentral dalam skandal pelecehan itu,” kata Maeve Lewis dari kelompok One
in Four, yang mewakili para korban. “Paus hanya bicara kesalahan di
gereja Irlandia dan mengabaikan peran Vatikan. Jika Gereja Katolik tidak
dapat mengenali kebenaran mendasar ini, hal itu masih tak bisa
diterima.”
Senada dikatakan John Kelly dari
Survivors of Child Abuse. “Kami merasa tak sopan bila tak mengakui ada
ketulusan di sini,” ujar Kelly, Ahad lalu.
“Tapi kami ingin uskup-uskup itu dan
gereja membayar biaya kompensasi, bukannya para pembayar pajak.
[taz/reuters, tempo]
0 komentar:
Posting Komentar